Dalam menghadapi
permasalahan, manusia selalu mencari jalan yang praktis. Bahkan
sering kali masalah dilempar begitu saja agar tidak mengganggu
jangkauan pandang dan dengar saja. Jadi, ketika masalah kembali
mengintai, manusia mulai bersiap membuangnya ke radius yang lebih
jauh.
Hal tersebut juga pernah
terjadi di kota London selama beratus-ratus tahun yang lalu. Ketika
WC belum ditemukan, tinja merupakan masalah yang tidak terselesaikan.
Semua orang di kota itu membuang tinja mereka melalui jendela-jendela
rumah susun mereka.
Jadi, bukanlah sesuatu
yang mengherankan pada saat itu ketika Anda sedang berjalan-jalan
santai, tinja hinggap di kepala Anda atau kaki Anda menginjaknya
dengan tidak sengaja. Bau busuk dan lingkungan yang sangat kotor
merupakan sesuatu yang sangat wajar sehingga semua orang menjadi
terbiasa.
Pada tahun 1931 wabah pes
melanda akibat serakan tinja tersebut. Pemerintah Inggris langsung
mengeluarkan Undang-Undang Buang Tinja agar tak seorang pun membuang
tinjanya ke jalanan. Karena takut diberi denda, sebagai gantinya
orang-orang membuang tinja mereka ke sungai, tempat orang mengambil
air minum dan melakukan berbagai aktivitas.
Kondisi itu berlangsung
lama sehingga orang-orang lagi-lagi beradaptasi dengan keadaan sungai
yang begitu jorok. Tak ada satu orang pun peduli. Pada 1849 kolera
mewabah, sebanyak 14 ribu menjadi korbannya.
Dengan satu bencana,
London tidak juga berbenah diri. Perlu dua bencana wabah kolera yang
lebih besar lagi, yaitu pada tahun 1854 dan 1866, untuk menyadarkan
penduduk betapa pentingnya kebersihan lingkungan. Hingga akhirnya
mereka memperbaiki saluran-saluran bawah tanah yang telah lama
tersumbat dan menggunakan WC secara massal.
Namun tahukah Anda,
sebenarnya 270 tahun sebelum bencana kolera melanda, Sir John
Harrington telah memiliki solusi tentang pembuangan tinja. Penyair
yang kurang terkenal ini telah menciptakan WC bilas pertama di dunia.
Pada waktu itu hanya Ratu Elizabet I, ibu angkatnya, yang terkesan
akan WC ciptaannya itu. Orang-orang lain lebih memilih membuang
tinjanya ke jalan dan sungai.
Kita bisa belajar banyak
dari Harrington, seorang yang berpikir melebihi zamannya. Seandainya
saja WC itu dipakai oleh semua orang, tentunya wabah yang menelan
ratusan korban dapat dihindari. Namun, orang lebih memilih
melemparkan masalahnya. Perlu diingat, masalah akan terus mengintai
jika tidak diselesaikan hingga tuntas, malahan efek buruknya akan
lebih besar di depan.
Masalah adalah sesuatu
yang sangat lumrah dalam kehidupan. Kita harus belajar untuk
memberikan solusi. Berpikirlah satu, dua, atau sepuluh langkah ke
depan dan jadilah orang yang unggul dan mampu menyelesaikan masalah,
seperti Sir Harrington. Karena jika Anda mampu melewatinya, Anda akan
menuju ke fase lain dalam kehidupan yang lebih indah. Tentunya dengan
masalah yang lebih berat lagi. Tapi yakinlah Anda pasti akan memiliki
solusinya.
![]() |
credit:bangnes.com |
0 komentar:
Posting Komentar