Pernahkah
Anda merasa bukan siapa-siapa di dunia ini. Anda merasa tidak
mempunyai kemampuan untuk meraih keberhasilan. Ketika Anda
menyaksikan orang lain di puncak kesuksesan, Anda mulai
membandingkannya dengan diri Anda sendiri.
Kalimat
seperti “pantas saja dia memperolehnya, dia memiliki segala hal
yang aku tidak punya” sering kali terucap. “Seandainya saja aku
memiliki....” dan Anda mulai menyempurnakan kalimat tersebut dengan
menyebutkan daftar panjang kekurangan Anda, dari A hingga Z dan Z
kembali lagi ke A.
Kalimat
ini kemudian meresap ke hati dan akhirnya Anda hanya mampu menjadi
saksi keberhasilan orang lain. Namun tahukah Anda bahwa keberhasilan
tidaklah diperuntukkan hanya untuk orang yang Anda anggap sempurna?
Keberhasilan adalah milik semua orang, termasuk Anda.
Kita
dapat belajar dari orang-orang sukses yang memiliki keterbatasan
fisik. Salah satunya adalah Bob Willen, yang kehilangan kedua kakinya
akibat ranjau darat pada saat perang Vietnam. Frustasi dan kehilangan
semangat hidup tampaknya tidak terlintas pada mantan tentara Amerika
ini. Malahan, dia berani bersaing dalam lomba marathon yang
melibatkan ribuan orang yang sempurna secara fisik.
Ketika
pluit dibunyikan, orang-orang segera berhamburan menuju garis finish.
Namun tidak demikian dengan Willen, dia mulai berlari dengan kedua
tangannya kemudian melemparkan tubuhnya ke depan. Karena keterbatasan
fisiknya, dia hanya dapat berlari 10 km per hari. Di malam hari dia
berhenti dan kemudian tidur di sleeping
bag-nya
yang hangat.
Di
saat banyak orang lain mulai menyerah dan keluar dari lomba tersebut,
Willen tetap konsisten dengan tujuannya. Hari kelima ketika tinggal
100 meter lagi menuju garis finish, dia jatuh terguling dan
kekuatannya mulai habis. Namun, perlahan-lahan dia bangkit, membuka
kembali matanya, dan membuka kedua sarung tangannya. Darah mengucur
dari kedua tangannya.
Dokter
tidak mengizinkannya melanjutkan pertandingan karena kondisi jantung
dan napasnya. Willen menutup matanya mendengarkan vonis dokter,
tetapi dengan segala kekuatannya dia bangkit dan mulai berlari.
Akhirnya dia berhasil!
Willen
bukanlah satu-satunya orang yang tidak sempurna yang mampu mengukir
prestasi berskala dunia. W. Louis Braille, seorang tuna netra, yang
kehilangan satu matanya akibat tertusuk perkakas tajam milik ayahnya,
seorang pengrajin kulit. Infeksi lukanya kemudian menyebar ke mata
lainnya sehingga kegelapan total menyelimutinya dari sejak
kanak-kanak hingga akhir hayatnya.
Namun,
saat ini siapa yang tidak mengenal karya besarnya, yaitu huruf
Braille. Sebuah kontribusi yang sangat besar bagi pendidikan dan
pencerdasan orang-orang tuna netra. Dunia pun mencatatnya sebagai
orang besar. Selain itu, masih banyak orang yang tidak sempurna
lainnya yang mengukir prestasi besar di bidang lain.
Dunia
mencatat keberhasilan adalah milik semua orang yang mau menggapainya.
Oleh karena itu, jika hari ini Anda merasa tidak berarti dengan
segala keterbatasan yang Anda miliki, cobalah untuk bangkit dan
katakan pada diri Anda bahwa Anda mampu melakukannya.
Jika
orang di samping Anda hanya membutuhkan 10 langkah untuk mencapai
garis finish, bukan berarti di langkah ke-11 Anda pantas menghentikan
langkah Anda. Jangan jadikan orang lain menjadi tolak ukur.
Berjalanlah satu langkah, satu langkah, dan satu langkah lagi. Sampai
jumpa di puncak kesuksesan!
![]() |
credit:gardenrant.com |
0 komentar:
Posting Komentar