“Anak-anak adalah alasanku mempertahankan pernikahan kami yang telah hancur ini.” Kalimat tersebut sering kali kita dengar ketika seseorang dikhianati oleh pasangannya. Menurut Zoya Amirin, M.Psi, Certified, jangan gunakan alasan itu jika Anda masih ingin mempertahankan pernikahan.
![]() |
Sungguh-sungguh ampuni dia ketika Anda masih ingin bersama |
Memaafkan bukanlah hal yang mudah. Namun, Anda harus
melakukannya untuk hidup yang lebih baik. Lakukan hal-hal berikut agar Anda
mudah melakukannya.
Beri Waktu
Jangan sangkal kesedihan dan rasa sakit akibat pengkhianatan
yang dilakukannya. Menangislah keras jika Anda mau. Ambillah waktu untuk
berpikir dan berdiam diri untuk memadamkan amarah. Jangan umbar kemarahan
secara membabi-buta. Hal tersebut hanya akan menyakiti Anda. Perlahan tapi
pasti persiapkan hati Anda untuk memaafkannya.
Berhenti Membayangkan Pengkhianatannya
Pikirkanlah sebuah tempat yang tenang dan indah serta
lakukanlah aktivitas yang dapat mengalihkan pikiran Anda ketika tiba-tiba skenario
pengkhianatannya terlintas di kepala Anda. Jangan biarkan hal tersebut merusak pikiran
Anda.
Jangan Membalas Dendam
Jangan lakukan kesalahan yang sama untuk membalas dendam
atau berusaha memberikan hukuman bagi pasangan Anda. “Jika dia dapat
melakukannya, aku juga sanggup melakukannya.”
Buang kalimat tersebut karena hal tersebut hanya akan menambah lebih
banyak kepedihan.
Lupakan Pengkhianatan
Tersebut
Ketika Anda berkomitmen untuk memaafkannya, jangan gunakan perselingkuhan
tersebut sebagai amunisi ketika terjadi argumen di kemudian hari. Lupakan dan
mulailah hidup baru dengan pasangan Anda.
Jika Anda Tak
Mampu Mengampuninya
Berbagai cara telah Anda lakukan, tetapi Anda masih saja tak
sanggup memaafkannya. Jangan biarkan kebencian tersebut merusak hidup Anda.
Carilah seorang konselor professional yang akan membantu Anda.
0 komentar:
Posting Komentar