Setelah sekian lama tidak pernah ke Bogor, terbersit keinginan untuk meghabiskan akhir minggu di Kota Hujan ini. Saya sudah begitu merindu dengan hijaunya pohon-pohon di Kebun Raya Bogor dan lezatnya soto mie bogor dengan kikil kuning yang kenyal-kenyal memikat itu.
Hari masih cukup pagi ketika kami sampai di Stasiun Pasar Lama Tangerang. Di loket kami mengantre cukup panjang untuk memperoleh kartu kereta api. Dan yeayyy ... kereta api sudah menanti kami di peron menuju Jakarta. Kami pun sedikit berlari menuju gerbong paling belakang agar jangan sampai tertinggal.
Meskipun kereta api dalam keadaan ramai, kami beruntung mendapatkan bangku kosong. Setelah duduk dengan manis, tak beberapa lama suara peluit masinis melengking dan kereta api pun segera meninggalkan stasiun menuju stasiun akhir Duri Kepa.
Di stasiun Duri Kepa kami transit dan menunggu kereta dengan tujuan akhir Bogor. Hari sudah beranjak siang dan sudah ada banyak orang yang tampak tak sabar menanti. Benar saja ketika kereta baru saja berhenti dengan sempurna, penumpang yang hendak naik mendorong penumpang yang hendak turun. Agak brutal sebenarnya. Namun overall, perjalanan dengan kereta api sudah cukup nyaman saat ini. Tak ada lagi pedagang asongan dan pengamen yang mengganggu seperti dahulu. Sejuknya penyejuk ruangan pun masih terasa meskipun banyak penumpang yang berdiri.
Pasar Anyar
Perjalanan ke Bogor kami tempuh sekitar dua jam. Kami tiba sekitar pukul 11.00 WIB dan perut kami sudah kriuk-kriuk karena sengaja tidak kami isi sejak pagi. Kami memang sudah berniat untuk sarapan di Bogor. Akhirnya makan pagi yang kesiangan ini sekaligus menjadi makan siang kami yang kepagian.
Sasaran tempat kuliner pertama kami adalah Pasar Anyar. Pasar ini terletak di samping Stasiun Bogor. Di sepanjang jalan menuju pasar ada deretan penjual makanan. Dari sekian banyak penjual makanan, kami tertarik dengan soto mie Bogor dengan tempat permanen dan tampaknya paling nyaman. Saya terkesima dengan lembaran-lembaran kikil, daging, bongkahan kentang, tomat, risol, dan jeroan dari balik kaca gerobak yang jernih.
Soto Mie Bogor (Foto Koleksi Pribadi) |
Makan Soto Bogor di Tempat Asalnya (Foto Koleksi Pribadi) |
Dari dulu selalu kepincut jika melihat menjangan-menjangan cantik yang jalan-jalan manja di Istana Bogor. Dan ya....kamu benar sekali. Tujuan pertama kami adalah Istana Bogor, memberi makan menjangan melalui pagar Istana Bogor dengan dua kantong wortel dan 1 ikat kangkung yang dijual dengan harga 10K.
Memberi makan rusa di Istana Bogor (Foto Koleksi Pribadi) |
Kebun Raya Bogor
Meskipun sudan berkali-kali ke Kebun Raya Bogor, rasanya belum afdol ke Bogor jika tidak tidak menjejakkan kaki di sini. Kebun Raya Bogor adalah must-visit-place bagi kami. Kami memutuskan untuk menelusuri jalan melingkar menuju pintu masuk Kebon Raya Bogor. Jalan-jalan santai itu menjadi siang yang basah dan berkeringat.
Kebun Raya Bogor (Foto Koleksi Pribadi) |
Gang Aut
Tujuan kami selanjutnya adalah Jalan Surya Kencana atau Gang Aut yang merupakan salah satu tujuan kuliner yang terkenal di Bogor. Jalannya tak terlalu panjang, tetapi ada banyak deretan makanan yang patut kamu cicipi di sini.
Kuliner Bogor di Gang Aut (Foto Koleksi Pribadi) |
Kami mesti menunggu agak lama karena Pak Jaka dan asistennya sibuk melayani antrean para pembeli yang sabar menunggu. Saya pun berinisiatif menunggu pesanan bakso di depan sepeda Pak Jaka agar mereka tidak lupa dengan pesanan saya. Akhirnya satu mangkok bakso dengan potongan kikil yang masih banyak dagingnya sudah ada di tangan. Saya pun menyeruput hangatnya air kaldu yang lezat.
Soto Kuning Pak Yusup tak kalah ramainya. Pembeli yang menikmati soto kuning yang duduk di sekitar saya tampak lahap mengunyah. Di depan gerobak Pak Yusup, banyak orang yang sangat antusias memilih berbagai jenis isian soto, mulai dari daging sapi, kikil, paru, hati, hingga usus. Tampilannya sungguh menggoda dan patut dicoba.
Wihara Dhanangun
Setelah kenyang menyantap makanan khas Bogor, tujuan akhir kami adalah Vihara Dhanangun yang merupakan wihara paling tua di Bogor. Di wihara inilah pusat perayaan berbagai hari besar agama Budha, mulai dari Imlek hingga Waisak. Saat kami datang hanya ada beberapa orang yang sedang bersembahyang dengan khusuk. Penjaga wihara dengan ramahnya mempersilakan kami masuk.
Wihara Tertua di Bogor (Foto Koleksi Pribadi) |
Tips bagi kamu yang akan ke Bogor menggunakan kereta api, pada saat membeli tiket di stasiun keberangkatan pastikan Anda membeli tiket bolak-balik. Mengapa? Karena ketika kami sampai di stasiun Bogor, sudah banyak sekali orang yang mengantre membeli tiket, padahal loket-loket yang dibuka sudah amat banyak.
Kami meninggalkan Bogor bersamaan dengan lengkingan pluit masinis dan air hujan yang mulai menetes di balik kaca bening kereta api. Selamat tinggal Kota Hujan. Semoga kita bisa berjumpa lagi!
Wah udah lama nih ga ke Kebun raya bogor, skrg harga tiket masuknya brpaan ya??
BalasHapusBudy | Travelling Addict
Blogger abal-abal
www.travellingaddict.com