Mengapa akhir pekan berasa cepat? Sepertinya baru bangun di
hari Sabtu pagi yang begitu dingin akibat hujan yang tak berhenti turun. Lalu tiba-tiba
saja saya sudah membuka mata di Senin pagi. Oooo.... Saya seperti sedang
berperan sebagai Sam Beckett film Quantum Leap yang populer pada tahun 1990-an,
yang bisa terbang dari satu waktu tanpa sadar. Wkkkk....Mungkin saya lebay? Bisa
jadi, tetapi kalau mau jujur memang begitulah akhir pekan, putaran bumi
mengelilingi matahari rasanya harus segera diperpanjang sehingga apa pun yang
sudah direncanakan di akhir pekan, tak ada satu pun yang missed.
Seperti akhir minggu ini, sudah dari Rabu Mamaku bilang jika
alat-alat mandi sudah hampir tiris, begitu juga garam, minyak goreng, cairan
pencuci piring, hingga susu kalsium dan vitamin. “Ok Ma, noted.” Jawabku enteng. “Daripada jalan kaki ke minimarket sana,
mending kita sekalian belanja bulanan ke supermarket akhir pekan ini.” Kataku
santai kaya di pantai sambil makan satai.
Dan jeng... jeng... pesan dari ibu tercinta untuk membeli segala
kebutuhan tersebut selalu terngiang dan tak pernah terlupakan, tetapi karena
ada segudang aktivitas membuat acara belanja bulanan menjadi ntar sok ntar sok
(baca entar besok, entar besok) dan akhirnya belanja bulanan di akhir pekan
hanyalah sebuah kenangan hampa. Mamaku bilang “kamu PHP”. Wkkkkkkk... dan saya pun
hanya bisa tertawa miris.
Maafkan aku Ma....
Kegiatan ini yang membuat aku melupakan pesanmu..... #mencarikambinghitam
#lol
Hari Sabtu (26/2/2017), saya bersama dengan 100 orang
Blogger menerima undangan yang bertajuk “Wisata Belanja” dari Mbak Astri Damayanti
(Kriya Indonesia) yang disponsori oleh Honestbee di Museum Tekstil yang berada
di KS Tubun Jakarta Barat. Tempatnya tak begitu jauh dengan Stasiun Tanah
Abang. Siapa coba yang bisa menolak acara tersebut? Tempatnya meskipun jauh
dari rumah, aksesnya mudah dan pada saat tersebut juga sedang ada pameran Batik
Pesisir. Saya yang sedang kepo tentang batik tulis langsung say yes dengan undangan ini.
Wisata Belanja Bersama dengan Mbak Astri Damayanti (Kriya Indonesia), Ibu Masari (Perwakilan Museum Tekstil), dan Fanny (Guide) |
Pada saat saya datang, Museum Tekstil suudah cukup ramai
dengan para blogger. Acara pertama adalah touring
Museum Tekstil dipandu oleh tiga orang guide.
Guide pertama adalah perempuan bule cantik
yang cukup fasih bahasa Indonesia-nya, Fanny namanya. Saya agak malu ketika dia
dengan bahasa Indonesianya yang terkadang lucu menjelaskan banyak hal tentang
batik karena pengetahuan saya tentang kain batik Indonesia tak sampai
sepersekian pengetahuannya. Yang saya tahu batik yang paling mahal adalah batik
tulis karena dikerjakan secara manual oleh tangan manusia. Oleh karena itu,
pengerjaannya lama dan butuh ketelitian. Pengrajin juga mesti mengerjakan dua
sisi kainnya, tidak seperti batik cap dan juga batik cetak yang diproduksi secara
massal oleh pabrik.
Fanny, Guide Bule Cantik, Bersama dengan Ibu Masari dari Perwakilan Museum Tekstil |
Bersama dengan Fanny, ada Ibu Masari, perwakilan dari Museum
Tekstil. Sebelum tur dimulai, Ibu Masari memberikan ucapan selamat datang kepada
para Blogger. Ibu berhijab ini kemudian juga bercerita sejarah singkat Museum
tekstil yang sejak dibangun pada abad ke-19 sudah berganti-ganti pemilik dari
orang yang berkebangsaan Perancis, Turki, hingga Belanda. Museum ini juga
pernah dipakai oleh pejuang-penjuang Indonesia sebagai markas Barisan Keamanan
Rakyat (BKR) hingga akhirnya pada tahun 1976 tempat ini dialihfungsikan menjadi
Museum Tekstil sampai saat ini. Di museum ini tersimpan 2.350 koleksi mulai
dari kain batik, kain tenun, hingga tekstil kontemporer.
Touring Blogger Bersama Guide |
Ibu Masari kemudian bercerita panjang lebar mengenai sejarah
batik karena di bulan ini Museum Tekstil sedang mengusung tema Batik Pesisir. Batik
sudah ada sejak zaman Kerajaan Mataram. Perjanjian Giyanti oleh VOC menyebabkan
kerajaan Mataram kemudian terbagi menjadi dua, yaitu Kesultanan Yogyakarta dan
Kasulnanan Solo. Dari dua kerajaan inilah dikenal batik klasik dengan warna dan
motif yang begitu terbatas tetapi sarat dengan filosofi. Dari sana kemudian
berkembang Batik Pesisir dengan motif dan warna yang lebih colorful.
Batik Pesisir di Indonesia sendiri banyak sekali macamnya.
Museum Tekstil memiliki koleksi-koleksi cantik tersebut yang tersimpan dalam ruang pameran tetap dan ruang pameran kontemporer.
Saya terkesima dengan cantiknya batik Cirebon, batik Lasem,
batik Tuban, batik Madura, batik Banyumas, batik Garut. Dan masih menurut
Beliau sejak batik diakui oleh UNESCO sebagai milik Indonesia sejak 2 Oktober
2009, perkembangan batik di seluruh Indonesia menggeliat di berbagai wilayah di
luar Jawa, dari pulau Sumatera hingga Papua. Masing-masing memiliki motif dan
warna yang berbeda, tetapi cara pewaranaan dan pengerjaannya semua diadopsi
dari pengrajin batik yang berada di Pulau Jawa.
Piknik kali ini memang sangat bermanfaat. Saya excited dengan kisah kain batik tenun Tuban
yang diproduksi di Desa Kerek Jawa Timur. Desa ini terbilang unik karena ada setiap
proses pengerjaannya dilakukan oleh orang yang berbeda. Ada yang khusus menanam
kapas, memintal kapas, menenun, hingga membatik. Ini yang membuat batik tenun
dari Tuban begitu mahal. Batik Tiga Negri juga menarik karena dikerjakan di
tiga tempat, yaitu di Lasem, Pekalongan, dan Yogyakarta atau Solo. Satu lagi yang menarik adalah batik dari Madura yang
terkenal dengan nama batik Gentongan. Batik ini pewarnaannya dilakukan di dalam
gentong yang ditanam di dalam tanah selama tiga bulan. Oleh karena itulah,
batik ini memiliki nilai jual yang cukup mahal.
Demo Masak Bersama @resepdapurayah di Area Belakang Museum Tekstil |
Setelah puas keliling Museum, ada acara masak-memasak bersama
@resepdapurayah di area belakang Museum Teksil dengan dua resep andalannya, ayam
rica-rica dan juga puding srikaya gula merah. Aroma dua masakan ini sugguh menggoda. Acara ini yang
kemudian menutup acara kumpul-kumpul blogger.
Chef Menjawab Pertanyaan Para Blogger |
Ayam Rica-Ricanya Yummy |
Honestbee, Deretan Supermarket
Online
Begitulah pengalaman piknik bersama dengan para blogger.
Lelah juga ternyata! Ditambah lagi ada beberapa acara lain bersama dengan
teman-teman di hari yang sama. Hari itu menjadi super melelahkan sehingga saya
benar-benar melupakan pesan ibu saya untuk belanja bulanan.
Keesokannya, aktivitas akhir minggu malahan semakin padat. Ketika teringat pesan Mama sudah sore menjelang malam. Tadinya terbersit untuk lagsung cus ke Hypermarket, tetapi sudah terbayang begitu banyaknya orang yang belanja bulanan di tanggal muda, sehabis gajian. Mereka mengantre di kasir-kasir dengan troli yang penuh dengan barang. Sudah sulit parkir, pastinya mesti ekstra sabar juga untuk melakukan pembayaran.
Untungnya ada aplikasi belanja baru Honestbee yang berasal dari Singapura dan baru saja di-launching sekitar 25 Januari 2017 di Jakarta. Good bye antre parkir dan antre bayar karena dengan sekali klik, semua kebutuhan bulanan kamu sudah ada di depan pintu.
Keesokannya, aktivitas akhir minggu malahan semakin padat. Ketika teringat pesan Mama sudah sore menjelang malam. Tadinya terbersit untuk lagsung cus ke Hypermarket, tetapi sudah terbayang begitu banyaknya orang yang belanja bulanan di tanggal muda, sehabis gajian. Mereka mengantre di kasir-kasir dengan troli yang penuh dengan barang. Sudah sulit parkir, pastinya mesti ekstra sabar juga untuk melakukan pembayaran.
Untungnya ada aplikasi belanja baru Honestbee yang berasal dari Singapura dan baru saja di-launching sekitar 25 Januari 2017 di Jakarta. Good bye antre parkir dan antre bayar karena dengan sekali klik, semua kebutuhan bulanan kamu sudah ada di depan pintu.
Halaman Depan Aplikasi Honestbee. Download Aplikasinya Via AppStore dan Google Play Store |
Tapi, tunggu.... Apa seh sebenarnya Honestbee itu? Menurut saya Honestbee itu semacam deretan toko virtual di mana kamu bisa beli berbagai macam
kebutuhan harian kamu. Jadi, bagi kamu yang sibuk piknik di akhir pekan sampai tak
punya waktu, bisa langsung cus ke Google Play Store dan App Store untuk
mengunduh aplikasinya.
Tapi bagaimana dengan harganya? Jangan-jangan nanti harganya
dimahal-mahalin lagi.” Kata Mama.
Maklumlah yang namanya ibu-ibu yang dari dulu hobinya nawar, beda se-sen juga
bisa panjang urusannya. Bagi kamu-kamu yang juga berpikiran begitu, tenang saja
harga yang ada di Honestbee sama persis dengan harga di toko. Kamu bisa cek
kebenarannya.
Lalu bagaimana dengan waktu pengirimannya? Honestbee menerima
order konsumen dan berbelanja di 17 outlet Transmart Carrefour terdekat dengan
pengiriman. Dengan demikian, waktu kirim tercepat bisa hanya 1 jam saja dari
waktu order. Konsumen juga bisa memesan untuk pengiriman hingga tujuh hari ke
depan. Di aplikasi Honestbee kita bisa memilih waktu pengiriman yang
diinginkan.
Waktu Pengantaran Tepat Waktu dan Bisa Disesuaikan dengan Kebutuhan (Website Honestbee Hongkong) |
Pilihan produk yang bisa kamu pilih pun banyak. Berikut
toko-toko yang sudah ikut berpartisipasi dengan Honestbee:
- Hatten wines
- Transmart Carrefour
- Sababay Winery
- Michelle Organic Center
- Stevan Meat Love
Cara belanjanya pun super mudah. Berikut langkah-langkahnya:
- Pilih alamat pengantaran
- Pesan produk yang Anda inginkan
- Pilih jadwal pengantaran sesuai kebutuhan
Untung ada Honestbee, saya bisa sampai ke kantor tepat watu
dan Mama di rumah juga senang karena semua kebutuhan kami sudah diantar tepat
waktu. Terima kasih Honestbee! Kamu buat senyum Mama lebih bahagia hari ini.
Promo Launching Honestbee di Jakarta |
Batik lasem terkenal. Bisa melihat pasti senang.
BalasHapus