Diberdayakan oleh Blogger.

Walau Engap, Tetap Pakai Masker!

Ketika Presiden Jokowi mengumumkan kasus Covid-19 pertama di Depok pada bulan Maret yang lalu, pemerintah pun mulai menyosialisasikan dan mewajibkan semua orang untuk melaksanakan protokol kesehatan. Salah satunya adalah menggunakan masker. Banyak orang yang kesulitan untuk mengadaptasi kebiasaan ini, tak terkecuali saya. Perasaan enggap ketika pertama kali mengenakannya, apalagi jika harus memakai masker tiga lapis sesuai dengan standar kesehatan yang ditetapkan pemerintah. 

Namun, sekarang saya sudah tidak merasakan hal tersebut setelah berbulan-bulan mengenakan masker. Menurut Bunda Romi (Dr. Rose Mini Agoes Salim, M.Psi) pada acara Seminar Online Bareng Blogger di Masa Pandemi yang dihadiri oleh para blogger dari Blogger Crony pada tanggal 30 September 2020, kebiasaan bisa terbentuk oleh beriringnya waktu.  

Hal lainnya yang juga membuat saya “bertahan” untuk mengenakan masker adalah pertama, saya punya perasaan khawatir terinfeksi virus covid 19 sehingga lebih baik memproteksi diri saya. Dengan menggunakan masker, kita dapat mengurangi risiko tertular antara 80-90 persen. Kedua,  misalnya saja saya kuat ketika terpapar virus tersebut sehingga tidak merasakan sakit apa pun (Orang Tanpa  Gejala/OTG). Namun, saya tak ingin menjelma sebagai inang (baca monster) yang dapat menularkan virus tersebut ke orang sekeliling saya tanpa saya sadari, apalagi di rumah saya sering kali berkumpul anak-anak kecil dan ibu saya sudah termasuk manula. Dua hal inilah yang kemudian mengubah mindset saya, biar engap sedikit ditahan saja. 

Menggunakan masker menjadi kebiasaan baru bagi saya, tapi kebiasaan menjaga jarak baru akhir-akhir ini saja saya terapkan. Biasanya ketika ada teman yang ajak hangout, saya dengan senang hati menyambutnya, tentunya tanpa menggunakan protokol kesehatan. Hingga pada akhirnya salah seorang teman terdiagnosis OTG. Jlebbbb…. Saya sungguh prihatin dengan keadaan teman saya tersebut. Namun setelah kejadian tersebut, saya menjadikan itu sebagai refleksi dalam hidup saya. Serangkaian kata seandainya terngiang-ngiang dalam pikiran saya dan saya sangat bersyukur saya dan keluarga aman dari virus tersebut dan teman saya pun sudah dinyatakan negatif beberapa waktu yang lalu . 

Oleh karena itu, bagi kamu yang mau tetap sehat, mari kita adaptasi kebiasaan-kebiasan baru, baik ketika kita berada di dalam maupun di luar rumah. Jangan lupa bawa amunisi pribadi, karena saat ini big no no meminjam barang orang lain, dari mulai cadangan masker (kalau kami di luar rumah lebih dari 4 jam), tempat minum dan alat makan sendiri, alat sholat sendiri, hingga tisu basah. Kamu juga harus menggunakan celana panjang dan juga jaket panjang ketika memilih kendaraan umum. 


Satu lagi yang penting adalah mencuci tangan ketika hendak makan dan memegang bagian wajah. Menurut dr. Riski S. Putra (Direktur Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat) sebenarnya virus corona bisa mati bila terkena sabun yang termurah sekali pun. Namun ketika, virus tersebut sudah masuk ke saluran pernapasan, lalu bercokol di paru kita, barulah virus ini memberi efek buruk bagi kesehatan kita apalagi untuk orang yang berisiko tinggi, yaitu orang-orang yang memiliki penyakit bawaan dan juga manula. 

Masih Banyak yang Nakal 

Hampir 7 bulan virus covid 19 berada di tengah-tengah kita, masih saja ada orang-orang yang nakal yang tidak mau menggunakan masker. Bikin gregetan banget, apalagi jika ditambah dengan pernyataan yang keluar dari mereka sambil tersenyum melecehkan “enggak ada itu corona, itu buat-buatan pemerintah saja”. 

Untuk orang-orang model begini, himbauan dan nasihat dari orang awam seperti kita tidak mungkin akan didengar. Bisa-bisa mereka bakalan lebih marah daripada kita. Oleh karena itu, kita butuh aturan yang kuat serta juga hukuman yang berat sehingga mereka menjadi jera dan mau mengadaptasi kebiasaan baru. Ini bagian pemerintah untuk menurunkan aparatnya dari pasar hingga gang-gang perumahan. Semoga ketika mereka sudah mendapatkan hukuman atau membayar denda, mereka akan selalu ingat untuk memakai masker. Dan bagi mereka juga perlu diberikan edukasi bahwa adapsi kebiasaan yang baru itu adalah sesuatu yang baik bagi mereka sehingga diperlukan kerelaan untuk melakukannya dengan baik, bukan sebagai suatu paksaan.  

Vaksin Belum Tersedia

Sampai saat ini kita belum tahu kapan pastinya vaksin tersedia meskipun sudah ada kabar baik yang jika vaksin tersebut akan tersedia pada di akhir tahun ini. Kabarnya pemerintah juga sudah menggelontorkan uang hingga triliunan rupiah untuk membeli vaksin tersebut.  Paramedis, anak-anak, manula, dan orang yang berisiko tinggi diprioritaskan untuk mendapatkan vaksin tersebut terlebih dahulu. Yang lainnya harap sabar menunggu. 

Akhir tahun sudah sebentar lagi. Kita sabar menunggu saja, tetap jalankan protokol medis. Dan yang terpenting adalah tetap produktif meskipun berada di dalam rumah. Stay safe and health untuk kita semua!


Share on Google Plus

About sontafrisca

Usaha tidak akan pernah sia-sia jika dilakukan dengan sungguh-sungguh.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar